Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram

Keluarga Besar MTsN 1 Lumajang Gelar Khotmil Qur’an dan Kajian Islami Menjelang Berbuka Puasa

Lumajang, 21 Maret 2025 – Dalam rangka meningkatkan keimanan dan kebersamaan di bulan suci Ramadhan, Dharma Wanita Persatuan MTsN 1 Lumajang menggelar Khotmil Qur’an dan Kajian Islami pada hari ini [21/03/2025] di Masjid Al-Hikmah dan Aula MTsN 1 Lumajang. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh keluarga besar MTsN 1 Lumajang, baik guru, tenaga kependidikan, maupun anggota Dharma Wanita Persatuan.

Acara dimulai pukul 15.30 WIB dengan Khotmil Qur’an di Masjid Al-Hikmah. Suasana khidmat terasa saat para peserta bersama-sama membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an, berharap keberkahan serta rahmat Allah SWT.

Setelah Khotmil Qur’an, acara dilanjutkan dengan Kajian Islami yang berlangsung di Aula MTsN 1 Lumajang pukul 17.00 WIB. Kajian ini menghadirkan KH. Suharyo sebagai penceramah dengan tema “Orang Tua dan Guru Teladan Sejati di Era Media Sosial”. Dalam mauidhohnya, beliau menyampaikan beberapa poin penting, di antaranya:

  1. Puasa sebagai Latihan Empati

KH. Suharyo mengingatkan bahwa puasa mengajarkan empati terhadap sesama. Beliau mencontohkan bagaimana Nabi Muhammad SAW setelah dibangkitkan dari alam kubur, pertama kali menanyakan keadaan umatnya kepada malaikat. Hal ini menunjukkan betapa besarnya kepedulian Rasulullah terhadap umatnya.

  1. Puasa Mengantarkan Umat Islam kepada Ketakwaan

Takwa bukan hanya sekadar ibadah lahiriah, tetapi juga menjaga diri dari maksiat.

Puasa mengajarkan untuk menjaga lisan, sebagaimana pepatah lama “Mulutmu harimaumu”, yang kini di era digital berubah menjadi “Jarimu harimaumu”. KH. Suharyo mengingatkan agar berhati-hati dalam berkomentar dan menyebarkan informasi di media sosial.

  1. Puasa Melatih Rasa Syukur

Syukur tidak hanya kepada Allah (vertikal), tetapi juga kepada sesama (horizontal).

Dalam rumah tangga, seorang istri bersyukur kepada suami dengan sikap hormat dan pelayanan terbaik, sementara suami bersyukur kepada istri dengan kasih sayang dan perhatian.

Dalam dunia pendidikan, guru harus bersyukur dengan mendidik siswa dengan penuh keikhlasan, dan siswa harus bersyukur dengan menghormati guru.

  1. Puasa Membentuk Kecerdasan (Fathonah)

Puasa melatih seseorang agar cerdas dalam mengendalikan hawa nafsu dan emosi.

Di era digital, kecerdasan ini sangat penting agar tidak mudah terpengaruh oleh hoaks dan berita bohong. Guru dan orang tua harus memberikan contoh dalam menggunakan media sosial dengan bijak.

Setelah kajian berakhir, acara dilanjutkan dengan takjil bersama, kemudian shalat Maghrib berjamaah, dan ditutup dengan buka puasa bersama yang penuh kebersamaan.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang mempererat silaturahmi, tetapi juga memberikan pembelajaran berharga tentang bagaimana menjadi teladan bagi generasi muda di era media sosial. Dengan adanya acara seperti ini, diharapkan nilai-nilai ketakwaan, kesyukuran, dan kecerdasan semakin tertanam dalam diri setiap peserta.